Dibintangi Michelle Ziudith, Angel Pol: Sesusah Apapun Hidup, Jogetin Aja
Film Angel Pol hadir sebagai warna baru dalam perfilman Indonesia, menyatukan drama, komedi, dan musik dangdut koplo dalam satu layar. Dibintangi oleh Michelle Ziudith dan Bhisma Mulia, film ini bukan hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan tentang semangat hidup, perjuangan, dan cinta di tengah kerasnya realita.
Dibintangi Michelle Ziudith, Angel Pol: Sesusah Apapun Hidup, Jogetin Aja
Angel Pol bercerita tentang dua karakter utama: Jati (diperankan oleh Bhisma Mulia), seorang mahasiswa seni rupa yang harus kehilangan beasiswanya akibat sistem pendidikan yang berbelit, dan Lastri (Michelle Ziudith), seorang gadis desa yang tertipu ketika mencoba mengadu nasib di kota. Dalam keadaan terpuruk, keduanya dipertemukan secara tak sengaja.
Sebagai bentuk perlawanan terhadap kehidupan, Jati dan Lastri memutuskan membentuk sebuah orkes dangdut keliling. Awalnya hanya untuk menyambung hidup, lambat laun orkes ini menjadi panggung bagi mereka untuk menunjukkan jati diri. Musik, tawa, dan goyangan menjadi cara mereka melawan nasib.
Namun, perjalanan mereka tidak mudah. Ketika Lastri mulai bersinar sebagai penyanyi dan Jati kembali mengejar mimpinya sebagai seniman, hubungan mereka diuji oleh ambisi, jarak, dan masa lalu. Keduanya harus memilih: tetap bersama atau mengejar impian masing-masing.
Pesan dan Kritik Sosial
Film ini menyampaikan kritik sosial yang dikemas ringan melalui nuansa komedi dan musik. Kritik terhadap birokrasi kampus, ketimpangan sosial, dan tantangan ekonomi kelas menengah ke bawah dikemas secara jenaka namun tetap menyentuh.
Pesan moral paling kuat dari film ini tercermin dari tagline-nya: “Sesusah apapun hidup, jogetin aja!”—sebuah ajakan untuk tetap optimis, tertawa, dan tidak kehilangan semangat meskipun dunia sedang tidak ramah.
Melalui karakter-karakternya, Angel Pol mengajak penonton untuk melihat bahwa kesenangan kecil seperti menyanyi dan menari bisa menjadi bentuk perlawanan paling jujur terhadap kerasnya kehidupan.
Transformasi Michelle Ziudith sebagai Lastri
Peran Lastri menjadi salah satu titik sorot dalam film ini. Dikenal lewat banyak karakter anggun dan romantis, Michelle Ziudith tampil berbeda sebagai Lastri: wanita desa yang kuat, lugu namun berani, dan sangat mencintai musik dangdut.
Untuk peran ini, Michelle harus belajar menyanyi dangdut koplo dan bergoyang luwes ala biduan jalanan. Ia juga harus menyanyikan lagu-lagu dengan lirik bahasa Jawa, yang menjadi tantangan tersendiri baginya. Berkat latihan intensif, Michelle berhasil tampil meyakinkan dan menghadirkan sisi baru dari dirinya yang belum pernah dilihat penonton sebelumnya.
Musik Dangdut Koplo sebagai Jiwa Film
Salah satu kekuatan utama Angel Pol adalah musiknya. Ada empat lagu koplo yang menjadi bagian dari film ini, semuanya dinyanyikan langsung oleh Michelle Ziudith: “Pepes Rempelo”, “Angel Pol”, “Tembang Ani-Ani”, dan “LDR (Layang Dungo Restu)”.
Lagu-lagu ini tidak hanya memperkuat suasana film, tetapi juga berfungsi sebagai penggerak narasi. Musik menjadi bahasa penghubung antara karakter, penonton, dan nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh film.
Dangdut koplo yang sering dianggap hiburan kelas bawah justru menjadi medium ekspresi yang kuat, menyuarakan realita kaum marginal dengan gaya yang meriah, terbuka, dan penuh semangat.
Pemeran dan Kru Produksi
Selain Michelle Ziudith dan Bhisma Mulia, film ini juga didukung oleh Jolene Marie, Fajar Nugra, Dayu Wijanto, Ananda George, Siti Fauziah, Toni Belok Kiri, dan Bogang Bakar. Karakter-karakter pendukung ini menambah warna dan dinamika pada alur cerita.
Film ini disutradarai oleh Hanny R. Saputra, sutradara kawakan yang dikenal lewat karya-karya bertema humanis dan emosional. Hanny berhasil mengemas film ini dengan pendekatan yang segar—penuh satire, tetapi tetap hangat.
Produksi film ini ditangani oleh DHF Entertainment, rumah produksi yang konsisten menghadirkan film-film Indonesia dengan nuansa budaya yang kuat.
Estetika Visual dan Komedi Satir
Secara visual, Angel Pol menghadirkan kontras yang menarik antara latar pedesaan dan kehidupan urban. Palet warna yang hangat dipadukan dengan elemen budaya lokal membuat film ini terasa autentik dan membumi.
Sementara itu, unsur komedi satir dalam film ini menjadi daya tarik tersendiri. Film ini menyentil isu sosial tanpa harus menggurui, dan tetap membuat penonton tertawa meskipun sedang membahas tema-tema serius seperti kemiskinan, pendidikan, dan pengangguran.
Respon Penonton dan Antisipasi
Sejak trailer-nya dirilis, film ini mendapat banyak perhatian di media sosial. Para penggemar Michelle Ziudith menyambut peran barunya dengan antusias, sementara penggemar dangdut koplo merasa terwakili dalam medium film yang selama ini jarang mengangkat genre tersebut.
Film ini juga disebut-sebut sebagai bentuk kebangkitan film musikal Indonesia yang berakar pada budaya sendiri, bukan mengadaptasi gaya musikal barat.
Dengan durasi yang pas dan alur yang dinamis, Angel Pol menjadi pilihan tontonan yang cocok dinikmati bersama keluarga atau sahabat, terutama mereka yang rindu akan film Indonesia dengan jiwa lokal yang kuat.
Baca juga:Sinopsis Film Ancika Mengisahkan Dilan Menemukan Cinata Sejati Usai Kandas dengan Milea
Kesimpulan
Angel Pol adalah film yang ringan namun sarat makna. Ia mengangkat kisah perjuangan dua anak muda yang tidak menyerah pada hidup dan justru menemukan kekuatan dalam musik.
Film ini bukan hanya hiburan, tapi juga perayaan terhadap semangat hidup orang-orang kecil yang tidak pernah lelah menari meskipun dunia sedang muram.
Dengan penampilan luar biasa dari Michelle Ziudith dan dukungan musik
koplo yang energik, film ini memberikan warna baru dalam genre drama musikal Indonesia. Angel Pol adalah ajakan untuk tetap tersenyum, tetap bergoyang, dan tetap bermimpi, bahkan ketika dunia tidak berpihak.